Usia 27 adalah angka yang ‘sakral’. Inilah masa transisi
seseorang,dari anak muda yang mencari jati diri menjadi manusiadewasa
yang sesungguhnya. Ketika kamu menginjak angka 27, banyak hal yang
telahterjadi padahidupmu.Kamu pun mestimengerti,masa depan adalah
jalanyang harusberani kamu tapaki.
Ada sebuah keputusan penting yang saya ambil sewaktu menginjak usia 27: pergi daristatus quo dan memburu renjanasaya. Hasilnya, saya bisa berbagi pikiran dengan kalian lewat tulisan. Siapa tahu, menjelang usia 27 kamu sendiri juga dihadapkan pada sebuah jalan bercabang.Kamumengerti bahwa masing-masing opsiakan berdampak besar pada hidupmu di masa mendatang.
Untuk mengambil pilihan tepat menjelang usia krusialini, ada beberapa realita hidup yang harus kamu mengerti. Inilah beberapa di antaranya:
1. Kartu kredit itu bukan berarti belanja gratis!
Dengan kartu kredit, aktivitas berbelanja akanterasa lebih mudah. Mau makan di restoran enak, tinggal gesek. Mau pesan tiket pesawat, tinggal modal jempol tangan.Belum lagi puluhan bonus dan diskon yang datang padamu sebagai pemegang kartu kredit dari bank tertentu.
Ketika usiamu hampir 27, kamu mungkin sudahmulai terbiasa hidup mapan. Setelah meninggalkan bangku kuliah dan mulai masuk dunia kerjabeberapa tahun yang lalu, gajimu mulai “parkir” diangka yang lebih dari lumayan.
Masalahnya, kamu mungkin lupa kalau kemapanan ini belum tentu berlangsung selamanya. Kalau kamu terlena,bisa bahaya.Kamu akan asal gesekkartu kredit — bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting-penting amat — karena merasa bahwa uang akan selalu ada. Padahal, inti dari kartu kredit adalah membeli suatu produk atau jasadengan uang yang belum kamu punya.
Sebelum usiamu 27, pastikan bahwa kamu sudahbijak menyikapi kemapananmu kini. Ingat, kartu kredit itu kartu hutang. Dan hutang harus dibayar.
2. Cari Uang itu Perjuangan
Selepas lulus kuliah, kamu akan memasuki dunia kerja. Tidak ada lagi yang namanya malas-malasan. Hidupmu harus teratur: bangun pagi buta, pulang baru saat malam tiba. Begitu seterusnya, sampai akhir pekan dan liburan bagimu bisa sangat berharga.
Bahkan jika kamu bekerja di bidang yang kamu suka, belum tentu di kantor kamu akan secara instan bahagia. Kamu masih perlu kerja kerasdan membuktikan diri pada atasan kalau kamu pantas dipertahankan. Memang sulit, mencari uang. Tapi kalau kamu mau dewasa, inilah realitas sehari-hari yang mesti kamu hadapi.
3.Menyisihkan uang untuk tabungan? Lebih susah lagi!
Ketika kamu sudah mulai mapan, kamu akan bingung sejenak karena punya begitubanyak pilihan dan keinginan. Tiba-tiba semua uang yang kamu punya maukamu belanjakan. Eh…kayaknya kemarin ada tiket murah ke Makassar, tuh? Bentar, tapi karburator motormu perlu diganti juga. Kamu pun sebenarnya ingin beli sepatu lari dan beberapa helaibaju baru. Tapi kalau semua keinginan ini kamulayani, kapan kamu bisa menabung?
Semakin dewasa seseorang, semakin besar pula tuntutan finansial yang dibebankan padanya. Jika takpunya tabungan, kamu akan benar-benar kesulitan.Bagaimana kamu akan punya rumah? Mau ngekos terus seumur hidup? Bagaimana juga rencanamu untuk menikah? Mau kasih istrimu nanti uang monopoli?
Sebelum usia 27, kamu harus sudah bisa memelihara uang.Jika gagal,proses pendewasaanmu sendiri yang akanterhalang.
4.Tapi, setidaknya kamu punya penghasilan sendiri.
Ya, paling tidak ini adalah hal yang bisa kamu banggakan. Kamu bukan lagi bocah ingusan, yang kerjaannya menengadahkan tangan keorang tua.Tak pedulikamu karyawan atau punya usaha sendiri, kamu berhak merasa bangga padakemampuanmu berdikari.
5. Pekerjaan pertama biasanya cuma jadi batu loncatanmu.
Sebelum umurmu 27, kamu sudah harus kenyang pengalaman kerja. Kamu hanya bisabegituketika tak terlalu pilih-pilih soalpekerjaan pertamamu.
Yakin, deh, jangan terlalu idealis. Tidak banyak fresh graduatesdi dunia iniyang akan langsung diterima bekerja di perusahaan besar dengan gaji fantastis. Lebih baik rintis karirmu dari “bawah”. Jangan gengsi atau malu: kamu tidak akanbertahan selamanyadi kantorpertamamu. Namun, kamu pasti bisa menjadikannya sebuahladang ilmu.
6.Untuk bertahan, kamu perlu percayadiri.
Pertanyaan ini tidak hanya berasal dari lingkunganmu, tapi juga daridirimu sendiri. Kamu akan mulai bertanya-tanya apakah tepatpilihan yang telah kamu ambil selama ini.Bahkan ketika rasionalitasmu mengatakan bahwa kamu benar, jika kepercayaan dirimuhampir tak ada, kamu akan mudah patah.
Jika kamu maujadi penyintas, kepercayaan diri yang tinggi adalah hal mutlak.
Sebelumusiamu 27, kamu harus memikirkan masak-masak apa yang ingin kamu lakukan di dunia ini. Kalaupetuah “follow your passion” terlalu klise buatmu, temukan kehangatan dalam prinsip bahwakemapanan dan passionbisa jadi sejalan.
Sekarang, mereka makin tenggelam dalam hidup dan fokus masing-masing. Ada temanmu yang karirnya melesat sukses, lebih dari yang lainnya. Ada juga yang sudah punya anak tiga, dan terlalu sibuk untuk mengiyakan ajakanmu pergike luar kota.
Tak semua temanmu akan berpisah karena keadaan yang tak kondusif. Terkadang, kalian mulai berjauhan karena karakter masing-masing yang ternyata bertentangan. Kamu akan paham bahwa siapapun bisa menusuk dari belakang. Kamu pun bisa mengertibahwa tanpamumeniatkannya, kamu bisa jugamembuatseseorang kecewa.
Tapi sekarang, kamu dan dia bahu-membahudan saling membantu. Jika ada permasalahan keluarga danposisimu berseberangan dengan orang tua, dia bisa jadi penengahnya.Begitu juga sebaliknya.
Bila kamu cukup beruntung memiliki kakak atau adik yang umurnya takterpaut jauh, kamu akan paham bahwa mereka bisa menjadi tempat kamu mengeluh dan bersenang-senang. Oh iya:kalau jomblo, kamu juganggak perlu bingung mau ngajak siapa kekondangan!
Yang jelas,sebelum usiamu 27, kamu perlu memahamibahwa pernikahan bukanlah kewajiban. Menikah bisa membuka pintu berkah, tentu saja, tapi tidak ada juga yang salah dengan menunda waktu tibanya. Pernikahan adalah pilihan. Jangan biarkan pribadimu tertekan karena teman-temanmu sudah lebih dulu melenggang ke pelaminan. Sumpah, sayang!
Diam-diam, kamu punsebenarnya penasaran bagaimana rasanya jadi ibu atau ayah. Bahkan walau sebenarnya kamu belum menikah. Kamu mungkin sudah punyanama yang akan kamu berikan pada anak-anakmu nanti. Kamu juga sering bicara ke diri sendiri, “Nanti kalo gue punya anak, gue bakal jadi bapak/ibu yang bla…bla…bla…”
Sebelum usiamu 27, kamu harus paham bahwaangan-anganini memang wajar.Ingin tahu apa rasanya menimang buah hati tidaklantas menjadikanmungebetkawin atau punya anak beneran.Jadi penasaranhanyalah akibat langsung dari kemapanan yang kamu rasakan. Setelah berhasil mencukupi dirimu sendiri, kamu jadi ingin tahu bagaimana rasanya menafkahimanusia lain. Ketikakamu sudah stabil secara emosi, kamu pun ingin bisamenopang proses tumbuh-kembang seseorang.
Sebelum umurmu 27, kamu harus belajar untuk berhenti main-main soal cinta. Carilah pasangan yangserius untuk membina rumah tangga. Tak usah muluk-muluk menentukan standar. Pasanganmu tak harus cantik, kaya, atau benar-benar sempurna agamanya.Sudah lebih dari cukup jika dia mau mengerti, mau belajar, dan mampumenjadi orang tua yang baik untuk anak kalian nantinya.
Alangkah baiknya kalau kamu benar-benar memperhitungkan risiko setiap keputusan finansialmu dari sekarang. Tiap rupiah yang kamu keluarkan adalah kesempatan untuk menabung dan berinvestasi yang hilang. Kamu tidak bisa bertahan selamanya dengan gaya hidup yang besar pasak daripada tiang.
Sebelum umurmu 27, kamu harus menerima bahwa menutup mata dari masalah tak akan pernah membuat masalah itu hilang secara ajaib. Kadang, kamu harus melakukan apapun yang memang sudah jadi tanggung jawabmu. Selesaikan kontrakmu di tempat kerja yang sekarang. Putuskan apa yang akan kamu lakukan dengan pasanganmu di masa depan. Tuntaskan skripsimu. Ketika kamu lebihmemilih menutup mata, yang akan kamu lihatcumagelap.
Sebelum umurmu 27, kamu harussadar bahwamereka adalah “penjaga”terbaik yang bisa kamu punya. Mereka memang tak sempurna, dan tentu, ada beberapa hal yang memang salahmereka. Tapi semakin kamudewasa, semakin kamumemahami bahwa mereka juga manusiayangpantas dihargai usahanya. Dan dalam hal dimana mereka salah, mereka pantas mendapatkan maafmu.
Tak selamanya mereka bisa hadir untuk kita. Mungkin saja, mereka akan pergi selamanya terlebih dulu — kita tak akan pernah tahu. Selagi mereka masih ada, jangan malu-malu untuk merengkuh mereka dan berkata bahwa kamu menyayangi mereka.
Bagaimana caramu menunjukkan bahwa kamu peduli? Baca koran setiap hari. Kalau kamu tidak punya wawasan, bagaimana kamu tahu hal-hal apa saja yang harusnya kamu pedulikan?
Dengan peduli pada hal-hal yang terjadi di luar dirimu, kamu akanterhindar dari risiko jadi orangyang merasa dirinya paling penting sejagad raya. Sikap rendah hati ini akanmenjadikanmupribadi yang lebih menyenangkan.
Kamu jadi tahu betapa pentingnya punyapemerintah mumpuni. Kamu pun akan melakukan apa yang kamu bisa untuk mewujudkannya. Paling tidak, kamu berpartisipasidalam pemilu. Kalaukamu takberusahamengangkat orang-orang baik jadi pemimpin, menghujat pemerintah terpilih adalah sama dengan manja.
Sebelum umurmu 27, kamu harus mengerti bahwa dikotomi ini konyol.Dewasa adalah perkaramenerima diri, bukan besar kecilnya volume suara saat kamu tertawa. Dewasa adalah perkara berpikir terbuka, bukannya melihat suatu ketidakadilan dan akhirnyadiam saja.
Di lain pihak, kalaukamu bijak, kamu tak akan membiarkan halnegatifmenguasai pikiranmu.Justru semakin dewasa dirimu, semakin enggankamu melabeli sesuatu dengan kata sifat ‘baik’ atau ‘buruk’. Kamu akan menganggapnya sebagai bagian dari takdir saja. Hal yang berat adalahbagian dari tanggung jawab, dan hal yang menyenangkan adalahsesuatu yang patut disyukuri.
Berpikir positif dan memandang gampangberbagaicobaan bisa berujung padadelusi mini, tapi berpikir negatif akan membuatmu terhambat dan terpuruk.
Sebelum kamu menginjak usia 27, mengertilah bahwa berolahraga adalah hal yang krusial. Tubuhmu tidak bisa terus diforsir untuk bekerja tanpa istirahat. Kamu juga tak akan bisa bertambah usiadengan elegan kalau malas menggerakkan badan. Supaya tubuhmu tak keteteran di usia 30-an atau 40-an, mulailah rutin olahraga — paling tidak 3kali seminggu. Tidak usah yang susah atau keren, kok. Jogging keliling kota atau bulu tangkis juga bisa jadi alternatif kegiatan gerak badanmu.
Perhatikan: ketika umurmu sudah 27, kamu mungkin sajalebih mapan. Singapura atau Thailand? Mungkin sudah ada di genggaman tangan dengan apa yang ada di rekeningmu sekarang. Tapi, kamu tidak akan lagi punya waktu sebanyak dulu untuk bersenang-senang. Di usia 27, rutinitas dan tekanan kerja sudah akan menghimpitmu.
Lebih baik kamu traveling sekarang, ketika kamu masih punya waktu luang. Walaupun harus jadibackpacker atau numpang sana-sini demi hemat uang, yang penting kamu tidak kecele saattak bisa kemana-mana di masa depan.
Mulailah mencoba pola makan yang lebih sehat. Jangan terus-terusan makan di luar. Cobalah untuk memasak sendiri di rumah. Pola makan yang sehat akan membantumu memelihara energi dan tubuhmu sampai tua nanti. Sebaliknya, bertahan dengan pola diet asal-asalan bisa membuatmu cepat naik berat badan, selain tak sehat bagi kadar kolesterol dan gula darahmu.
Ya, sebelum umur 27, kamu harus mengerti bahwa jati diri memang perlu dirawat. Ketika kamu lama tak menjenguknya, dia akan tenggelam sebelum lama kelamaan menghilang.
Sesibuk apapun kamu, selalu luangkan waktu untuk dirimu sendiri. Jangan sampai sahabat yang sudah kamu kenal sejak lahir itu menghilang dan digantikan oleh sosok lain yang tak kamu kenal.
Sudah 10 tahun lamanya sejak kamu lulus SMA.
Sudah 4-7tahun lamanya sejak kamu wisuda sarjana.
Sudah beberapa bulan terlewati sejak hubungan terakhirmu harus diakhiri. Sudah lama sekali sejak terakhir kali kamu menelepon orang tua dan bercerita dari hati ke hati.
Waktu bergulir cepat. Kadang begitu cepatnya, sampaikamu merasakamu tak mampu mengendalikannya.
Memang, supaya tak meremehkan waktu, kamu harus selalu merasa seperti itu.
Ketika umurmu 27, kamu sudah harus mengerti bahwa pemenuhan hasrat duniawi saja tak akan mesti berujung bahagia. Kamu pun tak lagi segan mencari pemenuhanyang lebih besar dan dalam. Vita brevis.
Kini saatnya kamu memanfaatkan semua pengalamanmu untuk menggapai impian yang masih terpendam. Jangan menyerah pada tekanan. Toh, hidup itu harus dinikmati, ‘kan?
Ada sebuah keputusan penting yang saya ambil sewaktu menginjak usia 27: pergi daristatus quo dan memburu renjanasaya. Hasilnya, saya bisa berbagi pikiran dengan kalian lewat tulisan. Siapa tahu, menjelang usia 27 kamu sendiri juga dihadapkan pada sebuah jalan bercabang.Kamumengerti bahwa masing-masing opsiakan berdampak besar pada hidupmu di masa mendatang.
Untuk mengambil pilihan tepat menjelang usia krusialini, ada beberapa realita hidup yang harus kamu mengerti. Inilah beberapa di antaranya:
1. Kartu kredit itu bukan berarti belanja gratis!
Dengan kartu kredit, aktivitas berbelanja akanterasa lebih mudah. Mau makan di restoran enak, tinggal gesek. Mau pesan tiket pesawat, tinggal modal jempol tangan.Belum lagi puluhan bonus dan diskon yang datang padamu sebagai pemegang kartu kredit dari bank tertentu.
Ketika usiamu hampir 27, kamu mungkin sudahmulai terbiasa hidup mapan. Setelah meninggalkan bangku kuliah dan mulai masuk dunia kerjabeberapa tahun yang lalu, gajimu mulai “parkir” diangka yang lebih dari lumayan.
Masalahnya, kamu mungkin lupa kalau kemapanan ini belum tentu berlangsung selamanya. Kalau kamu terlena,bisa bahaya.Kamu akan asal gesekkartu kredit — bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak penting-penting amat — karena merasa bahwa uang akan selalu ada. Padahal, inti dari kartu kredit adalah membeli suatu produk atau jasadengan uang yang belum kamu punya.
Sebelum usiamu 27, pastikan bahwa kamu sudahbijak menyikapi kemapananmu kini. Ingat, kartu kredit itu kartu hutang. Dan hutang harus dibayar.
2. Cari Uang itu Perjuangan
Selepas lulus kuliah, kamu akan memasuki dunia kerja. Tidak ada lagi yang namanya malas-malasan. Hidupmu harus teratur: bangun pagi buta, pulang baru saat malam tiba. Begitu seterusnya, sampai akhir pekan dan liburan bagimu bisa sangat berharga.
Bahkan jika kamu bekerja di bidang yang kamu suka, belum tentu di kantor kamu akan secara instan bahagia. Kamu masih perlu kerja kerasdan membuktikan diri pada atasan kalau kamu pantas dipertahankan. Memang sulit, mencari uang. Tapi kalau kamu mau dewasa, inilah realitas sehari-hari yang mesti kamu hadapi.
3.Menyisihkan uang untuk tabungan? Lebih susah lagi!
Ketika kamu sudah mulai mapan, kamu akan bingung sejenak karena punya begitubanyak pilihan dan keinginan. Tiba-tiba semua uang yang kamu punya maukamu belanjakan. Eh…kayaknya kemarin ada tiket murah ke Makassar, tuh? Bentar, tapi karburator motormu perlu diganti juga. Kamu pun sebenarnya ingin beli sepatu lari dan beberapa helaibaju baru. Tapi kalau semua keinginan ini kamulayani, kapan kamu bisa menabung?
Semakin dewasa seseorang, semakin besar pula tuntutan finansial yang dibebankan padanya. Jika takpunya tabungan, kamu akan benar-benar kesulitan.Bagaimana kamu akan punya rumah? Mau ngekos terus seumur hidup? Bagaimana juga rencanamu untuk menikah? Mau kasih istrimu nanti uang monopoli?
Sebelum usia 27, kamu harus sudah bisa memelihara uang.Jika gagal,proses pendewasaanmu sendiri yang akanterhalang.
4.Tapi, setidaknya kamu punya penghasilan sendiri.
Ya, paling tidak ini adalah hal yang bisa kamu banggakan. Kamu bukan lagi bocah ingusan, yang kerjaannya menengadahkan tangan keorang tua.Tak pedulikamu karyawan atau punya usaha sendiri, kamu berhak merasa bangga padakemampuanmu berdikari.
5. Pekerjaan pertama biasanya cuma jadi batu loncatanmu.
Sebelum umurmu 27, kamu sudah harus kenyang pengalaman kerja. Kamu hanya bisabegituketika tak terlalu pilih-pilih soalpekerjaan pertamamu.
Yakin, deh, jangan terlalu idealis. Tidak banyak fresh graduatesdi dunia iniyang akan langsung diterima bekerja di perusahaan besar dengan gaji fantastis. Lebih baik rintis karirmu dari “bawah”. Jangan gengsi atau malu: kamu tidak akanbertahan selamanyadi kantorpertamamu. Namun, kamu pasti bisa menjadikannya sebuahladang ilmu.
6.Untuk bertahan, kamu perlu percayadiri.
Ketika umurmumenginjak akhir 20-an,kamu akan menghadapibanyakpertanyaan yang melelahkan. Kapan menikah, kapan punya anak, kapan bisa seperti adikmu, kapan bisa dapat jabatan kayak sepupumu, kapan bisa punya keliling dunia kayak satu anak sekelasmu…
Pertanyaan ini tidak hanya berasal dari lingkunganmu, tapi juga daridirimu sendiri. Kamu akan mulai bertanya-tanya apakah tepatpilihan yang telah kamu ambil selama ini.Bahkan ketika rasionalitasmu mengatakan bahwa kamu benar, jika kepercayaan dirimuhampir tak ada, kamu akan mudah patah.
Jika kamu maujadi penyintas, kepercayaan diri yang tinggi adalah hal mutlak.
7. Kamu akan menapak jenjang karir yang semakin tinggi.
Ketika jenjang karir yang tinggi perlahan bisa kamu titi, ini pertanda yang bagus. Secara umum, dengan karir yang lebih tinggi kamu bisa lebih mengembangkan diri.Namun bisa juga, promosi di tempat kerja malah membawamu pada dilema. Terutama ketika pekerjaanmu menghalangi impian hidupmu yang sebenarnya. Contohnya,ketika kamu diangkat jadiahli geologi senior di perusahaanmu,hasratmu untuk traveling setahunkeliling Asia bisa jadi sedang sangat menggebu-gebunya.Sebelumusiamu 27, kamu harus memikirkan masak-masak apa yang ingin kamu lakukan di dunia ini. Kalaupetuah “follow your passion” terlalu klise buatmu, temukan kehangatan dalam prinsip bahwakemapanan dan passionbisa jadi sejalan.
8. Teman-temanmu mulai meninggalkanmusatu per satu.
Ketika kamu masih berada di awal usia 20-an, kamu punya lebih banyak waktu untuk merawat pertemanan.Saat pertama kali masuk kerja, bahkan ketika kamu sedang sibuk-sibuknya di kantor pertama, kamu masih punya akhir pekan untuk pergi ke luar bersama mereka. Sewaktu usiamu sekitar25, kamu masih bisa mengunjungimereka di waktu-waktu tertentu. Walaupun sudah banyak dari mereka yang telah menikah, tak semuanya memilih untuk cepat-cepatpunya anak. Mereka pun bisa lebih terbuka menerimakunjunganmu.Sekarang, mereka makin tenggelam dalam hidup dan fokus masing-masing. Ada temanmu yang karirnya melesat sukses, lebih dari yang lainnya. Ada juga yang sudah punya anak tiga, dan terlalu sibuk untuk mengiyakan ajakanmu pergike luar kota.
Tak semua temanmu akan berpisah karena keadaan yang tak kondusif. Terkadang, kalian mulai berjauhan karena karakter masing-masing yang ternyata bertentangan. Kamu akan paham bahwa siapapun bisa menusuk dari belakang. Kamu pun bisa mengertibahwa tanpamumeniatkannya, kamu bisa jugamembuatseseorang kecewa.
9. Tapi, dari situlah kamu tahusiapa teman sejatimu.
Teman sejatimu bukanlah mereka yang bisa kamu ajakpergi main kapan saja. Ketika usiamu menjelang 27, arti pertemananmu tak lagi sesempit itu. Teman sejatimu adalah mereka yang masih mau mendengarkan keluh kesahmu, masih menertawakan kekonyolanmu, dan bercerita tentang banyak hal denganmu — bahkan ketika sudah berbulan-bulan, atau bertahun-tahun, tak sempat bertemu.10. Kakak atau adikmu akan menjadi salah satu sahabatmu.
Ketika kalian kecil dulu, kamu dan saudaramusering bertengkarkarena hal-hal kurang penting. Rebutanmakanan, rebutan remote TV, pukul-pukulan…rasanya tidak ada hal yang takbisajadi bahanpertengkaran.Tapi sekarang, kamu dan dia bahu-membahudan saling membantu. Jika ada permasalahan keluarga danposisimu berseberangan dengan orang tua, dia bisa jadi penengahnya.Begitu juga sebaliknya.
Bila kamu cukup beruntung memiliki kakak atau adik yang umurnya takterpaut jauh, kamu akan paham bahwa mereka bisa menjadi tempat kamu mengeluh dan bersenang-senang. Oh iya:kalau jomblo, kamu juganggak perlu bingung mau ngajak siapa kekondangan!
11. Ide untuk menikah akan berseliwerandipikiranmu
Saat usiamu menginjak akhir 20-an,pernikahan akanjadi hal yang akrab dipikiran. Entah karena dirimu tahusudah waktu yang tepat bagimu untuk menikah, atau karena kamu punya orang tua yangselalu bertanya tentang hal ini.Mungkin saja kamu sudah mulai menabung agarpernikahan jadirealita di masa depan. Mungkinjuga, kamu sudah mulai memikirkan kapan dan bagaimana kamu akanmelamar pasangan. Atau mungkin, kamu malah sudah menikah?Yang jelas,sebelum usiamu 27, kamu perlu memahamibahwa pernikahan bukanlah kewajiban. Menikah bisa membuka pintu berkah, tentu saja, tapi tidak ada juga yang salah dengan menunda waktu tibanya. Pernikahan adalah pilihan. Jangan biarkan pribadimu tertekan karena teman-temanmu sudah lebih dulu melenggang ke pelaminan. Sumpah, sayang!
12. Kamu jugaakan mulai penasaran bagaimana rasanyapunya anak
Saat usiamu 27, banyak teman sekolah atau kuliahmu yang sudah menikah. Sebagian di antara mereka bahkan sudah menimang anak. Kamu pun bakal didaulat jadi oom atau tante. Dan jangan salah:ponakanmu itubuanyak.Diam-diam, kamu punsebenarnya penasaran bagaimana rasanya jadi ibu atau ayah. Bahkan walau sebenarnya kamu belum menikah. Kamu mungkin sudah punyanama yang akan kamu berikan pada anak-anakmu nanti. Kamu juga sering bicara ke diri sendiri, “Nanti kalo gue punya anak, gue bakal jadi bapak/ibu yang bla…bla…bla…”
Sebelum usiamu 27, kamu harus paham bahwaangan-anganini memang wajar.Ingin tahu apa rasanya menimang buah hati tidaklantas menjadikanmungebetkawin atau punya anak beneran.Jadi penasaranhanyalah akibat langsung dari kemapanan yang kamu rasakan. Setelah berhasil mencukupi dirimu sendiri, kamu jadi ingin tahu bagaimana rasanya menafkahimanusia lain. Ketikakamu sudah stabil secara emosi, kamu pun ingin bisamenopang proses tumbuh-kembang seseorang.
13. Kamu pun akan benar-benar memikirkan dengansiapakamu menghabiskan hari tua
Ketikaide tentang menikah dan punya anak sudah sering berseliweran di kepalamu, kamu akanotomatis memikirkan siapa yang akan menemanimu menjalani keduanya.Sebelum umurmu 27, kamu harus belajar untuk berhenti main-main soal cinta. Carilah pasangan yangserius untuk membina rumah tangga. Tak usah muluk-muluk menentukan standar. Pasanganmu tak harus cantik, kaya, atau benar-benar sempurna agamanya.Sudah lebih dari cukup jika dia mau mengerti, mau belajar, dan mampumenjadi orang tua yang baik untuk anak kalian nantinya.
14. Berfoya-foya di waktu muda cuma akan menambah bebanmu di kemudian hari.
Sebelumumurmu27,tuntutan finansial yang menghadangmumasih relatif longgar. Kamu akan lebih mungkinmenuruti keinginan untuk menghambur-hamburkan uang. Super rare itembuat DotA? Check!Setelan jas kedua buat kondangan? Check!Mesin espresso? Err…check!Alangkah baiknya kalau kamu benar-benar memperhitungkan risiko setiap keputusan finansialmu dari sekarang. Tiap rupiah yang kamu keluarkan adalah kesempatan untuk menabung dan berinvestasi yang hilang. Kamu tidak bisa bertahan selamanya dengan gaya hidup yang besar pasak daripada tiang.
15. Kadang, kamu harus melakukan apa yang tidakingin kamu lakukan.
Bagian dari pendewasaan adalah bergumul dengan sabar pada masalah-masalahyang sebenarnya membuatmu ingin muntah. Mungkin sekarang kamu bekerja di tempat yang sebenarnya tidak kamu nikmati benar. Mungkin hubunganmusekarang hanya kamu pertahankan karena sudah terlalu lama ada. Atau mungkin…kamu malah belum menamatkan pendidikan sarjana.Sebelum umurmu 27, kamu harus menerima bahwa menutup mata dari masalah tak akan pernah membuat masalah itu hilang secara ajaib. Kadang, kamu harus melakukan apapun yang memang sudah jadi tanggung jawabmu. Selesaikan kontrakmu di tempat kerja yang sekarang. Putuskan apa yang akan kamu lakukan dengan pasanganmu di masa depan. Tuntaskan skripsimu. Ketika kamu lebihmemilih menutup mata, yang akan kamu lihatcumagelap.
16. Orang tuamu adalah yang terbaik yang bisa kamu punya.
Saat masih remajadulu, kamumungkin sering berharap bahwaorangtuamu lebih royal, lebihcool, atau lebih mampumemposisikan diri jadi teman berbagi. Kamu mungkinberharap juga kalau mereka “punya nama”, sehingga di sekolah kamu bisabangga. Kamu benci ketika mereka memaksamu melakukan sesuatu dengan alasan “ingin yang terbaik buatmu”. Kamu lebih tidak suka lagi ketika mereka mencoba mengatur pilihan hidupmu.Sebelum umurmu 27, kamu harussadar bahwamereka adalah “penjaga”terbaik yang bisa kamu punya. Mereka memang tak sempurna, dan tentu, ada beberapa hal yang memang salahmereka. Tapi semakin kamudewasa, semakin kamumemahami bahwa mereka juga manusiayangpantas dihargai usahanya. Dan dalam hal dimana mereka salah, mereka pantas mendapatkan maafmu.
Tak selamanya mereka bisa hadir untuk kita. Mungkin saja, mereka akan pergi selamanya terlebih dulu — kita tak akan pernah tahu. Selagi mereka masih ada, jangan malu-malu untuk merengkuh mereka dan berkata bahwa kamu menyayangi mereka.
17. Membaca berita harusjadi bagian dari keseharianmu.
Sebelum usia 27, kamu harus mengerti bahwa dunia ini takkamu huni sendiri.Kamu adalah bagian dari masyarakat yang lebih besar. Bukan cuma soal tunggakanlistrik atau tagihanpulsa yang harus kamu pikirkan, melainkan juga demo guru di kantor bupati tadi pagi, atau buskotayang harusnya tak lulus uji emisi.Bagaimana caramu menunjukkan bahwa kamu peduli? Baca koran setiap hari. Kalau kamu tidak punya wawasan, bagaimana kamu tahu hal-hal apa saja yang harusnya kamu pedulikan?
Dengan peduli pada hal-hal yang terjadi di luar dirimu, kamu akanterhindar dari risiko jadi orangyang merasa dirinya paling penting sejagad raya. Sikap rendah hati ini akanmenjadikanmupribadi yang lebih menyenangkan.
18. Kamu juga wajib untuk mulai sadar politik.
Dulu, mungkin kamu belum terlalu mengerti apa fungsinya pemerintah. Bisanya cuma korupsi dan menyulitkan keperluan administrasi. Sekarang,kamu tahu bahwa pemerintahlah yang mengatur pembangunan infrastruktur. Pemerintah jugayang punya andil dalam menentukan pajak mobilmu, atau harga sepatu impormu. Bahkan, pemerintah juga akan menentukan apa yang dipelajari anakmu di sekolah nanti.Kamu jadi tahu betapa pentingnya punyapemerintah mumpuni. Kamu pun akan melakukan apa yang kamu bisa untuk mewujudkannya. Paling tidak, kamu berpartisipasidalam pemilu. Kalaukamu takberusahamengangkat orang-orang baik jadi pemimpin, menghujat pemerintah terpilih adalah sama dengan manja.
19. Kamu tidak harus kalem dan pendiam untuk jadi pribadi dewasa.
Orang sering mengasosiasikan pribadi yang pendiam dan kalem sebagai pribadi yang dewasa. Sementara itu, sifatperiang, cerewet, dan terbuka cenderung dianggap kekanak-kanakan oleh mereka.Sebelum umurmu 27, kamu harus mengerti bahwa dikotomi ini konyol.Dewasa adalah perkaramenerima diri, bukan besar kecilnya volume suara saat kamu tertawa. Dewasa adalah perkara berpikir terbuka, bukannya melihat suatu ketidakadilan dan akhirnyadiam saja.
20. Terlalu banyak berpikirnegatif bakal menghambatmu, secara personal maupun profesional.
Ketika umurmu hampir 27, kamu mungkinlelahmendengarnasihat klise seperti “berpikirpositif aja!”. Dalam hidup ini, kamu sudah mengerti bahwaada hal-hal yang berada di luar kuasa kita. Berpikir positif tidak selalubisa mencegah terjadinya hal tersebut. Misalnya, kamu tidak akan bilang kalau G 30 S/PKI bisa dicegah dengan berpikir positif, ‘kan?Di lain pihak, kalaukamu bijak, kamu tak akan membiarkan halnegatifmenguasai pikiranmu.Justru semakin dewasa dirimu, semakin enggankamu melabeli sesuatu dengan kata sifat ‘baik’ atau ‘buruk’. Kamu akan menganggapnya sebagai bagian dari takdir saja. Hal yang berat adalahbagian dari tanggung jawab, dan hal yang menyenangkan adalahsesuatu yang patut disyukuri.
Berpikir positif dan memandang gampangberbagaicobaan bisa berujung padadelusi mini, tapi berpikir negatif akan membuatmu terhambat dan terpuruk.
21. Kebugaran bakal jadi hal yang mewah.
Semakin dewasa dirimu, semakin mudah kamu lupa memperhatikan kebugaran tubuh. Bisa karena terlalu sibuk bekerja, bisa juga karena usiamu masih mengizinkanmu tetap prima tanpa perlu banyak usaha.Sebelum kamu menginjak usia 27, mengertilah bahwa berolahraga adalah hal yang krusial. Tubuhmu tidak bisa terus diforsir untuk bekerja tanpa istirahat. Kamu juga tak akan bisa bertambah usiadengan elegan kalau malas menggerakkan badan. Supaya tubuhmu tak keteteran di usia 30-an atau 40-an, mulailah rutin olahraga — paling tidak 3kali seminggu. Tidak usah yang susah atau keren, kok. Jogging keliling kota atau bulu tangkis juga bisa jadi alternatif kegiatan gerak badanmu.
22. Traveling: punya uang, tapi tidakpunya waktu.
Kamu selalu menginginkannya: pergi menjelajahi Indonesia, bahkan luar negeri. Keluar dari zona nyamanmu, mendapatkan teman baru dan foto-foto seru, menjadi orang yang lebih kaya dan lebih baik. Sayang,ketika “muda”, kamu selalu mengurungkan niatmu karena merasa tak punya uang.Perhatikan: ketika umurmu sudah 27, kamu mungkin sajalebih mapan. Singapura atau Thailand? Mungkin sudah ada di genggaman tangan dengan apa yang ada di rekeningmu sekarang. Tapi, kamu tidak akan lagi punya waktu sebanyak dulu untuk bersenang-senang. Di usia 27, rutinitas dan tekanan kerja sudah akan menghimpitmu.
Lebih baik kamu traveling sekarang, ketika kamu masih punya waktu luang. Walaupun harus jadibackpacker atau numpang sana-sini demi hemat uang, yang penting kamu tidak kecele saattak bisa kemana-mana di masa depan.
23. Kamu harus berhenti asal makan.
Usia 27 akan menyadarkan dirimu kalau kamu tak lagi punya waktu buat makan sembarangan.Karbohidrat sederhana akan bikin kamu cepat capek. Kurang asupan buah dan sayuran sudah mulai mengganggu saluran pencernaanmu. Apapun yang kamu makan, efeknya akan terasa lebih langsung sekarang.Mulailah mencoba pola makan yang lebih sehat. Jangan terus-terusan makan di luar. Cobalah untuk memasak sendiri di rumah. Pola makan yang sehat akan membantumu memelihara energi dan tubuhmu sampai tua nanti. Sebaliknya, bertahan dengan pola diet asal-asalan bisa membuatmu cepat naik berat badan, selain tak sehat bagi kadar kolesterol dan gula darahmu.
24. Selalu sisihkan waktu buat dirimu sendiri.
Waktu untuk dirimu sendiri adalah hal yang terlalu berharga. Ketika kamusibuk bekerja, kamu akan mudah melupakannya. Padahal, berbincang dengandirimu sendiri, melakukan apa yang kamu suka, istirahat sejenak dari tekanan untukbersosialisasi: semua itu akan membantumu untuk “merawat” jati diri.Ya, sebelum umur 27, kamu harus mengerti bahwa jati diri memang perlu dirawat. Ketika kamu lama tak menjenguknya, dia akan tenggelam sebelum lama kelamaan menghilang.
Sesibuk apapun kamu, selalu luangkan waktu untuk dirimu sendiri. Jangan sampai sahabat yang sudah kamu kenal sejak lahir itu menghilang dan digantikan oleh sosok lain yang tak kamu kenal.
25. Waktu berjalan begitu cepat, dankamu tak akan mampu mengendalikannya
Ketika kamu menginjak usia 27, kamu akan terpana pada beberapa fakta matematis:Sudah 10 tahun lamanya sejak kamu lulus SMA.
Sudah 4-7tahun lamanya sejak kamu wisuda sarjana.
Sudah beberapa bulan terlewati sejak hubungan terakhirmu harus diakhiri. Sudah lama sekali sejak terakhir kali kamu menelepon orang tua dan bercerita dari hati ke hati.
Waktu bergulir cepat. Kadang begitu cepatnya, sampaikamu merasakamu tak mampu mengendalikannya.
Memang, supaya tak meremehkan waktu, kamu harus selalu merasa seperti itu.
26. Kamu pun mulai memikirkan urusan akhirat.
Entahlah. Ini mungkin memang bagian dari proses menjadidewasa. Atau mungkin, inilah yang akan terjadi ketika kamu memahami bahwa ada beberapa hal di hidup ini yang berada di luar kendali kita. Mungkin juga, kamu kinilebih rela belajar untuk “tenang” dan memikirkan “masa yang jauh di depan” karenajiwa mudamu yang suka coba-coba sudah reda.Ketika umurmu 27, kamu sudah harus mengerti bahwa pemenuhan hasrat duniawi saja tak akan mesti berujung bahagia. Kamu pun tak lagi segan mencari pemenuhanyang lebih besar dan dalam. Vita brevis.
27. Hidupmu yang sebenarnya dimulai sekarang.
Sampai padatitik ini, kamu semakin dewasa dan bijaksana. Kamu sudah cukup membuat kebodohan di tahun-tahun sebelumnya. Tak ada lagi sikap impulsif dan coba-coba demi hidupmu di masa-masa setelahnya.Kini saatnya kamu memanfaatkan semua pengalamanmu untuk menggapai impian yang masih terpendam. Jangan menyerah pada tekanan. Toh, hidup itu harus dinikmati, ‘kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar