Senin, 25 November 2013

Logika Cinta...



Cara mencintai lawan jenis kita bukan sesuatu yang nampak mudah bagi kebanyakan orang. Cinta bisa menjadi sumber kebahagiaan tapi juga bisa jadi sumber kehancuran seseorang. So, gimana biar cinta tetap bersahabat dengan hati kita? Belajarlah mencintai tanpa efek patah hati. Caranya ya baca dulu terus postingan saya sampai selesai.
Kebanyakan dari kita mengalami yang namanya patah hati ketika masa PDKT atau pacaran. Cara mncintai sperti ini terdengar terlalu cepat. Sedang ketika kita berbicara tentang PDKT atau pacaran kita tidak boleh bicara tentang KEPEMILIKAN. Semua akan serba menjadi sulit saat kamu sudah jatuh cinta dan berkorban banyak ketika PDKT atau pacaran.

Inilah penyebab utama banyak orang mengira tersakiti oleh CINTA! Apa sebabnya? Mari kita buka bungkus satu per satu.

Kenapa orang merasa tersakiti oleh Cinta? Karena hasrat memiliki. Apa yang mereka rasakan sehingga mereka merasa tersakiti oleh CINTA sebenarnya bukanlah CINTA tapi itulah yang disebut HASRAT.
Cinta dan hasrat memiliki artian yang berbeda. Sekali lagi hasrat itu bukanlah cinta, yang membuat sakit hati adalah hasrat memiliki, hasrat melindungi, dan hasrat menjaga selamanya. Saya tidak berbicara tentang cinta sejati tetapi saya cuma bantu sedikit membuka logika mencintai dan hasrat memiliki, sebab dengan mengetahui keduanya kita bisa meminimalkan efek samping patah hati.

Hasrat lebih banyak bicara tentang kepuasan pribadi, sedang cinta mengutamakan kepentingan bersama, sama-sama sayang, sama-sama senang dan sama-sama berkorban. Cinta itu saling memiliki walau tak harus saling bersatu. Jadi saya kurang setuju dengan ungkapan cinta tak harus memiliki, tapi lebih tepat cinta tak harus menyatukan fisik tapi hati akan tetap saling memiliki. Hehehee…. ko jadi panjang lebar.

Contoh mudah apa itu hasrat adalah anak kecil yang lagi meminta mainan atau ice cream, ia akan kecewa, menangis, merengek bahkan ngambek dan marah ke orang tuanya kalau tidak dituruti hasrat dan keinginannya. Nah, orang dewasa yg nangis, marah, mewek, ngambek atau emosian karena hasratnya tidak dipenuhi bisa disamakan dengan anak kecil.

Sebaiknya kita buat piramida logaritma agar kita lebih “ngeh” dan paham dengan cara mencintai tanpa efek patah hati. Oh, bayangkan hati kita cuma satu kalau patah gimana nyambungnya.
Sakit hati timbul saat kamu telah mengorbankan sesuatu untuk seseorang namun akhirnya kamu khilangan orang tersebut, tidak jad istri/suami kamu. Dan ironisnya nich, kamu mengorbankan sesuatu itu untuk seseorang yang JELAS bukan milik kamu. Sama ja kamu kasih koin ke anak yatim tapi kamu berharap anak yatim itu kasih sesuatu ke kamu. Jauhi konsep pacaran yang salah kaprah dengan embel-embel cinta, anyway cinta butuh pacaran tidak sih? Enggak.

So, agar kamu tidak mengalami namanya syndrome wabah patah hati lagi hanya ada satu cara untuk mencapainya.

Caranya sangat mudah, semuanya ada pada konsep logis logika pemikiran kamu sendri. Yaitu dengan BERHENTI BERHARAP ATAS SESUATU YANG BELUM JADI MILIKMU (ngarep). Berhentilah berkorban yang tidak perlu, untuk mendapatkan kekasih (Pria/wanita) yang kamu inginkan.
Gini ya makasud saya adalah!
Jangan melakukan hal konyol atau pengorbanan diluar logika. Cinta tidak butuh pengorbanan. Bagi cinta yang sudah dimiliki apa pun yang dikerjakannya adalah untuk kebahagiaan bersama kalau belum dimiliki mengapa harus ngoyo maksain berkorban yang tidak jelas. RUGI. Lagi pula yang merasa berkorban itu bukanlah cinta, ketika kamu merasa berkorban maka cintamu telah pudar.

Biasanya anak muda sering minta bukti cinta. Nah disinilah kamu mesti ekstra HATI-HATI mana yang boleh jadi bukti dan engga. Tapi cinta tak perlu bukti, itu mutlak dengan sendirinya cinta yang tulus akan terbukti. Jadi kalau ada yang berkorban lebih dan over masa pacaran jelas ruginya toh belum tntu jadi milikmu.

Apa aja yg biasa dikorbanin? Waktu, teman, kesempatan, duit bahkan kehormatan juga. Rugi ya, kan belum tentu nikahnya. So yang belum terlanjur korban banyak lebihlah hati-hati, masa depan kamu lebih penting.

Jadi intinya biar tidak kena syndrome patah hati adalah dengan merubah mindset kamu agar tidak terlalu berharap dan berhenti berkorban yang tidak perlu juga.

Cinta adalah sesuatu yang kita berikan untuk sesuatu yang telah kita miliki, contohnya orang tua kepada kita itulah cinta, pasangan suami istri itulah cinta. So pada saat PDKT atau pacaran stop to talk about love. BELUM SAATNYA dan bukan merupakan pada tempatnya. Pada saat itu adalah hasrat maka kendalikan hasrat itu agar tak menyakiti hati kamu sendiri. Jadi kalau ada yang patah hati dan menyalahkan cinta maka kamu sudah slah besar.

Lalu bagaimana bagi yang sudah terlanjur jatuh dan terpuruk? Cara bangkit dari sebuah keterpurukan memang tidak gampang. Tapi cobalah untuk berpikir lagi secara normal dan berdasar logika, jangan mainkan perasaan terlalu sering. Pikirkan tentang orang tua kamu, kuliahmu, kerjaanmu, sekolahmu, teman-temanmu dan yang terpenting pikirkan tentang dirimu sendiri. Tidak ada motivator handal mana pun yang dapat menolongmu dari keadaan ini kecuali dirimu sendiri.

Hidup belum berhenti, dan masih berjalan meski kamu sakit hati. Toh tidak jadi masalah bagi orang lain, bukan? Maka, mulailah berhenti meratap dan mengasihani diri sendiri. Meminta-minta simpati dan rasa belas kasihan orang lain itu adalah pilihan paling konyol. Padahal masih sangat banyak yang bisa kamu kerjakan. Menekuni hobi, traveling, berlibur, konsen kembali kepada karir dan mulailah menata masa depan. Tunjukkan bahwa tanpa dia pun kamu akan tetap tersenyum dan jauh lebih baik. Buktikan bahwa dia menyesal menyakitimu suatu hari nanti, tentu dengan tanpa mengemis cinta darinya lagi.
Sebuah pilihan dan keputusan memang harus kamu buat, mau bertahan tapi tersakiti atau memilih lepas tapi kamu bebas dan berbahagia? Semoga kalian dan saya tidak salah dalam mengambil keputusan. Hidup ini hanya soal tentang menjatuhkan pilihan atau tidak memiliki pilihan sama sekali. Goodbye sakit hati, selamat datang cerah hati.

Tidak ada komentar: