Cara mencintai lawan jenis kita bukan sesuatu yang nampak
mudah bagi kebanyakan orang. Cinta bisa menjadi sumber kebahagiaan tapi juga
bisa jadi sumber kehancuran seseorang. So, gimana biar cinta tetap bersahabat
dengan hati kita? Belajarlah mencintai tanpa efek patah hati. Caranya ya baca
dulu terus postingan saya sampai selesai.
Kebanyakan dari kita mengalami yang namanya patah hati
ketika masa PDKT atau pacaran. Cara mncintai sperti ini terdengar terlalu
cepat. Sedang ketika kita berbicara tentang PDKT atau pacaran kita tidak boleh
bicara tentang KEPEMILIKAN. Semua akan serba menjadi sulit saat kamu sudah
jatuh cinta dan berkorban banyak ketika PDKT atau pacaran.
Inilah penyebab utama banyak orang mengira tersakiti oleh
CINTA! Apa sebabnya? Mari kita buka bungkus satu per satu.
Kenapa orang merasa tersakiti oleh Cinta? Karena hasrat
memiliki. Apa yang mereka rasakan sehingga mereka merasa tersakiti oleh CINTA
sebenarnya bukanlah CINTA tapi itulah yang disebut HASRAT.
Cinta dan hasrat memiliki artian yang berbeda. Sekali lagi
hasrat itu bukanlah cinta, yang membuat sakit hati adalah hasrat memiliki,
hasrat melindungi, dan hasrat menjaga selamanya. Saya tidak berbicara tentang
cinta sejati tetapi saya cuma bantu sedikit membuka logika mencintai dan hasrat
memiliki, sebab dengan mengetahui keduanya kita bisa meminimalkan efek samping
patah hati.
Hasrat lebih banyak bicara tentang kepuasan pribadi, sedang
cinta mengutamakan kepentingan bersama, sama-sama sayang, sama-sama senang dan
sama-sama berkorban. Cinta itu saling memiliki walau tak harus saling bersatu.
Jadi saya kurang setuju dengan ungkapan cinta tak harus memiliki, tapi lebih
tepat cinta tak harus menyatukan fisik tapi hati akan tetap saling memiliki.
Hehehee…. ko jadi panjang lebar.
Contoh mudah apa itu hasrat adalah anak kecil yang lagi
meminta mainan atau ice cream, ia akan kecewa, menangis, merengek bahkan
ngambek dan marah ke orang tuanya kalau tidak dituruti hasrat dan keinginannya.
Nah, orang dewasa yg nangis, marah, mewek, ngambek atau emosian karena
hasratnya tidak dipenuhi bisa disamakan dengan anak kecil.
Sebaiknya kita buat piramida logaritma agar kita lebih
“ngeh” dan paham dengan cara mencintai tanpa efek patah hati. Oh, bayangkan
hati kita cuma satu kalau patah gimana nyambungnya.
Sakit hati timbul saat kamu telah mengorbankan sesuatu untuk
seseorang namun akhirnya kamu khilangan orang tersebut, tidak jad istri/suami
kamu. Dan ironisnya nich, kamu mengorbankan sesuatu itu untuk seseorang yang
JELAS bukan milik kamu. Sama ja kamu kasih koin ke anak yatim tapi kamu
berharap anak yatim itu kasih sesuatu ke kamu. Jauhi konsep pacaran yang salah
kaprah dengan embel-embel cinta, anyway cinta butuh pacaran tidak sih? Enggak.
So, agar kamu tidak mengalami namanya syndrome wabah patah
hati lagi hanya ada satu cara untuk mencapainya.
Caranya sangat mudah, semuanya ada pada konsep logis logika
pemikiran kamu sendri. Yaitu dengan BERHENTI BERHARAP ATAS SESUATU YANG BELUM
JADI MILIKMU (ngarep). Berhentilah berkorban yang tidak perlu, untuk
mendapatkan kekasih (Pria/wanita) yang kamu inginkan.
Gini ya makasud saya adalah!
Jangan melakukan hal konyol atau pengorbanan diluar logika.
Cinta tidak butuh pengorbanan. Bagi cinta yang sudah dimiliki apa pun yang
dikerjakannya adalah untuk kebahagiaan bersama kalau belum dimiliki mengapa
harus ngoyo maksain berkorban yang tidak jelas. RUGI. Lagi pula yang merasa
berkorban itu bukanlah cinta, ketika kamu merasa berkorban maka cintamu telah
pudar.
Biasanya anak muda sering minta bukti cinta. Nah disinilah
kamu mesti ekstra HATI-HATI mana yang boleh jadi bukti dan engga. Tapi cinta
tak perlu bukti, itu mutlak dengan sendirinya cinta yang tulus akan terbukti.
Jadi kalau ada yang berkorban lebih dan over masa pacaran jelas ruginya toh
belum tntu jadi milikmu.
Apa aja yg biasa dikorbanin? Waktu, teman, kesempatan, duit
bahkan kehormatan juga. Rugi ya, kan belum tentu nikahnya. So yang belum
terlanjur korban banyak lebihlah hati-hati, masa depan kamu lebih penting.
Jadi intinya biar tidak kena syndrome patah hati adalah
dengan merubah mindset kamu agar tidak terlalu berharap dan berhenti berkorban
yang tidak perlu juga.
Cinta adalah sesuatu yang kita berikan untuk sesuatu yang
telah kita miliki, contohnya orang tua kepada kita itulah cinta, pasangan suami
istri itulah cinta. So pada saat PDKT atau pacaran stop to talk about love.
BELUM SAATNYA dan bukan merupakan pada tempatnya. Pada saat itu adalah hasrat
maka kendalikan hasrat itu agar tak menyakiti hati kamu sendiri. Jadi kalau ada
yang patah hati dan menyalahkan cinta maka kamu sudah slah besar.
Lalu bagaimana bagi yang sudah terlanjur jatuh dan terpuruk?
Cara bangkit dari sebuah keterpurukan memang tidak gampang. Tapi cobalah untuk
berpikir lagi secara normal dan berdasar logika, jangan mainkan perasaan
terlalu sering. Pikirkan tentang orang tua kamu, kuliahmu, kerjaanmu,
sekolahmu, teman-temanmu dan yang terpenting pikirkan tentang dirimu sendiri.
Tidak ada motivator handal mana pun yang dapat menolongmu dari keadaan ini
kecuali dirimu sendiri.
Hidup belum berhenti, dan masih berjalan meski kamu sakit
hati. Toh tidak jadi masalah bagi orang lain, bukan? Maka, mulailah berhenti
meratap dan mengasihani diri sendiri. Meminta-minta simpati dan rasa belas
kasihan orang lain itu adalah pilihan paling konyol. Padahal masih sangat
banyak yang bisa kamu kerjakan. Menekuni hobi, traveling, berlibur, konsen
kembali kepada karir dan mulailah menata masa depan. Tunjukkan bahwa tanpa dia
pun kamu akan tetap tersenyum dan jauh lebih baik. Buktikan bahwa dia menyesal
menyakitimu suatu hari nanti, tentu dengan tanpa mengemis cinta darinya lagi.
Sebuah pilihan dan keputusan memang harus kamu buat, mau
bertahan tapi tersakiti atau memilih lepas tapi kamu bebas dan berbahagia?
Semoga kalian dan saya tidak salah dalam mengambil keputusan. Hidup ini hanya
soal tentang menjatuhkan pilihan atau tidak memiliki pilihan sama sekali.
Goodbye sakit hati, selamat datang cerah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar